Senin, 22 Agustus 2011

Meteor Terlarang (2)


Perlahan-lahan kurnag lebih selama sebulan lelaki misterius tersebut akhirnya sedikit demi sedikit kembali ingatannya. Perlahan pula ia sudah mulai tidak takut kepada manusia dan berkomunikasi dengan lainnya. Meta cukup senang dengan hal tersebut walaupun masih sedikit ada kesedihan dalam hatinya ketika ia harus ditinggalkan oleh kekasihnya dengan kasus yang belum jelas sampai sekarang.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bandung, 28 Juli 2026 Pkl: 11.00
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Entah apa yang menyebabkan siang itu lelaki misterius yang sekarang bernama Rico itu sangat girang. Tak henti-hentinya ia tersenyum di sepanjang waktu pagi hingga sekarang.  Meta mengajaknya ke sebuah taman ria indoor yang berada di kota bandung ini. Wajahnya berbinar seperti anak kecil yang di ajak kakaknya bermain.

"Meta, kamu tampak lelah sepertinya?" Kini Rico menarik tangan Meta menuju sebuah wahana permainan lainnya.

Setelah Meta berkata keras untuk istirahat terlebih dahulu, Rico pun menurutinya dan masuk ke sebuah tempat makan yang Meta sangat inginkan saat itu. Rico tetap memegang erat tangan Meta, cukup aneh karena eratnya pegangan dari Rico saat ini cukup berbeda. Ada kehangatan tersendiri yang dikeluarkan oleh aura dalam tubuhnya yang membuat Meta merasa nyaman.

Perasaan aneh lagi muncul ketika Meta menatap langsung mata Rico dalam-dalam sehingga seolah mereka berdua terjebak dalam dunia yang dibuatnya sendiri. mereka sempat bertatapan cukup lama antara satu sama lain ketika mangkuk mie Jogja mereka berdua habis bersih tanpa tersisa.

"Aduh kepalaku pusing sekali," tiba-tiba Rico memegang kepalanya dan merintih tampak sangat kesakitan.

Meta melihatnya cukup panik. Tubuh Rico pun terjerembab ke lantai, mangkuk mie jogja yang sudah habis itu pecah dan mengenai keningnya. Kening Rico tampak sedikit terluka mengeluarkan sebercak darah yang membuat Meta tambah panik. Orang sekitar yang juga pengunjung hanya mengerubunin dan melihat Rico kesakitan. Meta menjatuhkan air matanya perlahan-lahan melihat Rico yang sangat tersiksa.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Meteor Terlarang (1)



Langit saat itu tak menandakan apapun pada dunia, hingga terciptanya sebuah coretan harian dari seorang gadis bernama Meta Ayu seorang dokter dalam bidang memori di sebuah rumah sakit terkemuka di Bandung. Pukul 15.59 di Jakarta saat itu benar-benar tenang dan damai. Semua aktifitas berjalan seperti biasa tidak ada sebuah pertanda akan terjadinya sebuah kejadia dunia yang tidak pernah terlupakan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jakarta, 16 Juni 2016, Pkl 15.59 WIB
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kakak, bikinin aku mi goreng dong, laper nih," Pinta seorang lelaki cilik dengan rambutnya yang botak sambil memukul-mukul paha kakaknya dengan manja.

Meta pun mengindahkan pinta adiknya tersebut, satu-satunya adik yang sekarang sedang berusia sepuluh tahun terpaut tiga tahun dengannya. Ia pergi ke dapur untuk segera menyiapkan permintaan lelaki cilik yang disayanginya tersebut.

"kakak pergi ke warung dulu ya sebentar," Meta langsung berbegas ke warung untuk membeli mie instant yang ternyata stoknya habis di dapur rumahnya.