Pneumonia (radang
paru-paru) masih menjadi ancaman besar dan penyebab utama kematian balita.
Upaya pengendalian pneumonia dapat berkontibusi besar terhadap penurunan angka
kematian bayi.
ketua umum Pengurus
Pusat IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Badriul hegar mengatakan, penyakit
infeksi masih menjadi permasalahan kesehatan anak berusia lima tahun (balita)
di indonesia. Salah satunya adalah pneumonia.
Pneumonia
merupakan penyebab tunggal kematian pada anak di dunia. “Di Indonesia,
pneumonia menjadi penyebab kematian nomor dua setelah diare, baik untuk bayi di
bawah satu tahun (12,7 persen) dan bayi dibawah lima tahun (13,2 persen).
Perbaikan kesehatan anak balita cenderung stagnan,” ujarnya (Kompas, 9/11)
Perkembangan
pneumonia ini semakin meningkat setiap tahunnya, berarti tiap tahun akan
bertambah bayi dan balita yang akan menyerah pada pneumonia. Berarti harus ada
langkah-langkah yang diambil untuk masalah ini. Lalu, langkah-langkah seperti
apa? Bagaimana penularan pneumonia ini sehingga banyak sekali bayi dan balita
yang tertular? Pencegahan yang harus dilakukan serta pengobatan bila sidah
terjangkit pneumonia?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, mahasiswa Fikom Unpad, Surya Rianto, mewawancarai
Cissy Rachiana Sudjana Prawira, Prof., Ph.D., M.D. , ahli ilmu kesehatan anak
di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Direktur Utama dari Rumah Sakit
Umum Hasan Sadikin (2001-2009) ini meraih gelar Ph.D pada tahun 1993 di
Catholic University of Leuven, Belgia juga menulis artikel di media massa
seperti Pikiran Rakyat.
Berikut
petikan wawancara kami dengan Cissy Rachiana Sudjana Prawira di kantornya,
Rumah Sakit Umum Hasan Sadikit Bagian Kesehatan Anak, Bandung, Jawa Barat Pkl.
11.30 WIB (16/11) :
Pneumonia di dunia semakin berkembang dari tahun ke
tahun, Apa yang menyebabkan Pneumonia ini
begitu cepat?
Sebernanya bila
dikatakan berkembang tidak benar, yang benar adalah peningkatan. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh polusi udara yang semakin meningkat sehingga peluang
untuk bisa terjangkit pneumonia ini semakin besar.
Berarti polusi udara
yang terjadi bisa meningkatkan penyebaran
Pneumonia?
Iya, sebenarnya tidak
hanya polusi udara saja, semua hal yang menjadi asap itu bisa membuat seseorang
terjangkit pneumonia. Seperti, asap ketika membakar sampah, asap ketika
memasak, asap ketika merokok, asap kendaraan dan asap lainnya, semuanya berbahaya.
Pneumonia
ini mengancam balita di seluruh dunia,
mengapa ini bisa terjadi?
Karena daya tahan tubuh pada balita masih rendah
sehingga rentan terkena penyakit terutama penyakit Pneumonia yang penularannya sangat mudah sekali.
Penularan Pneumonia dengan cara apa saja?
Karena penularan dari
pneumonia ini disebabkan oleh bakteri
dan virus. Jadi, bakteri dan virus ini bertebaran diudara dan sangat mudah
dihirup oleh balita. Jadi, inti dari penularannya adalah lewat udara kotor.
Bagaimana pencegahan
yang dilakukan agar Balita ini tidak terjangkit Pneumonia?
Sebenarnya sangat mudah
hanya pemberian ASI selama 2 tahun dan 6 bulan ekslusif lalu, pemberian gizi
yang baik. Pemberian gizi yang baik ini tidak harus mahal juga yang penting
seimbang, bisa cukup dengan tahu, tempe dan sayur-sayuran hijau sudah termasuk
baik. Lalu yang terpenting imunisasi dasar pada balita dan pemberian vitamin A.
untuk pemberian vitamin A diberikan gratis oleh Puskesmas setiap 6 bulan
sekali.
Imunisasi dasar pada Balita
itu apa saja?
Yang termasuk imunisasi
dasar untuk pencegahan pneumonia ada empat, yaitu DPT (Difetri, pertusis, tetanus), Poliomyelitis, Campak (Measles),
dan BCG. Namun belum semua imunisasi ini di gratiskan oleh pemerintah. Baru ada
dua jenis imunisasi saja yang digratiskan yaitu DPT dan Campak. Untuk kedua
jenis imunisasi lainnya baru rencana pemerintah saja untuk digratiskan. Tapi,
sekarang yang harus di lawan adalah gerakan anti imunisasi yang cukup marak
terjadi.
Maksudnya gerakan antiimunisasi
?
Jadi, sekarang sedang
ada gerakan anti-imunisasi karena menganggap imunisasi tersebut tidak berguna untuk
kesehatan anak dan malah membahayakan. Itu semua jelas tidak benar, imunisasi
itu sangat diperlukan oleh anak.
Apakah penyakit Pneumonia ini juga disebakan iklim Indonesia yang tropis atau lebih menyerang negara
berkembang?
Tidak, penyakit ini
tidak terpengaruh dengan ikim dan tidak hanya di Negara berkembang saja yang
terjangkit. Sekali lagi, Pneumonia ini adalah penyakit yang terjadi akibat bakteri
dan virus yang bertebaran di udara. di negera maju eropa sana banyak juga
balita yang terjangkit pneumonia, kalau disana penyebabnya adalah musim dingin.
Kalau di Indonesia tidak ada musim dinginkan? Yang ada musim hujan. Jadi, yang
berbeda di tiap Negara adalah penyebabnya, mungkin di negera berkembang lebih
banyak karena bayi dan balita banyak yang kekurangan gizi.
Bagaimana pengendalian
yang dilakukan pada Pneumonia
ini agar tidak meningkat ?
Pengendalian pada
pneumonia berarti sama juga pencegahannya, seperti yang tadi sudah saya katakan
dan ditambah dengan menghindari faktor resiko dari Pneumonia ini.
Maksudnya dari faktor
resiko
Pneumonia?
Faktor resiko ini
adalah faktor-faktor yang menyebabkan peluang terjangkit Pneumonia ini semakin besar. Faktor tersebut adalah udara yang
kotor, ventilasi udara pada ruangan kurang memadai, gizi yang kurang, dan rumah
yang terlalu rapat.
Memangnya ventilasi
yang memadai itu seperti apa?
Ventilasi udara yang
memadai itu adalah satu orang minimal mendapatkan 8m2 ventilasi, tapi kita lihat kenyataanya satu standar
ventilasi tersebut bisa di pakai untuk sepuluh orang. Itulah yang menyebabkan
meningkatnya pneumonia dari tahun ke tahun.
Apakah Pneumonia ini dominan menjangkit masyarakat kalangan menengah ke bawah?
Oh,
tidak sama sekali. Semua kalangan mempunyai peluang yang sama untuk terjangkit.
Hanya saja dengan faktor-faktor resiko yang berbeda-beda. Mungkin bila kelas
menengah ke bawah akibat dari kurangnya gizi dan ventilasi yang kurang.
Sejak kapan Pneumonia ini berkembang dan mulai menjangkit?
Pneumonia sudah cukup
lama mulai menjangkit, mulai sekitar tahun 2000an.
Pada tahun 2000 sedang
maraknya penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti Sars, Flu burung dan Flu
babi, apakah ada hubungan antara Pneumonia dengan ketiga penyakit tersebut?
Ada hubungan antara
pneumonia dengan Sars, Flu burung,
dan Flu babi. Ketiga penyakit tersebut di sebabkan oleh virus dan bila sudah
mencapai tahap akhir akan menjadi Pneumonia.
Itulah yang menyebabkan mematikannya penyakit tersebut.
Bagaimana cara untuk
mengetahui seorang balita telah terjangkit Pneumonia?
Untuk melakukan deteksi
dini terhadap Pneumonia ini cukup
menghitung nafasnya saja. Nafas dihitung satu menit berapa kali bernapas, jika
nafasnya cukup cepat maka itu adalah gejala dari Pneumonia. Selain tanda lainnya adalah seperti batuk, demam, dan
susah bernapas.
Balita masih dapat
melakukan imunisasi untuk bisa kebal terhadap Pneumonia, Bagiamana orang dewasa yang belum melakukan salah satu dari imunisasi
dasar tersebut?
yang pasti tidak usah
mengimunisasikan diri lagi, untuk dewasa cukup hidup sehat seperti jangan
merokok dan tidak membakar sampah atau hal-hal lainnya yang membuat udara kotor
serta memasak tidak di dalam ruangan.
Bagaimana pengobatan
yang dilakukan untuk
Pneumonia ini?
Pengobatan yang dilakukan
cukup 1 cure saja bila masih dalam
porsi ringan Pneumonianya. 1 cure itu biasanya terhitung sekitar dua
minggu. Namun untuk infeksi virus hanya diberikan obat antibiotik saja. Berbeda
halnya bila infeksi terjadi akibat bakteri, bila bakteri harus diberikan
pengobatan.
Mengapa pada infeksi virus
hanya diberikan antibiotik sementara pada infeksi yang disebakan oleh bakteri
harus diberikan pengobatan?
Karena untuk infeksi
virus tidak ada obatnya. Dalam infeksi virus hanya bergantung bagaimana daya
tahan tubuh seseorang yang terinfeksi. Maka dari itu diberikannlah antibiotik
untuk meredam infeksi yang disebabkan virus tersebut.
Apa cirri-ciri Pneumonia kelas berat?
Cirri-cirinya adalah
bahwa yang terjangkit itu sudah membiru mukanya, kejang-kejang akibat oksigen
ke otak berkurang dan nafas susah ditarik.
Apakah orang yang sudah
terkena Pneumonia
di tingkat berat masih dapat disembuhkan?
Jika secepatnya di bawa
ke rumah sakit maka bisa, yang terpenting adalah secepatnya di bawa atau di cek
ke dokter jangan menunggu sudah parah baru di bawa ke rumah sakit. Penyakit ini
bisa disembuhkan jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan oleh masyarakat. ***
Agen Judi Bola
BalasHapusAgen Judi Online
Agen Judi
Agen Bola
Agen Sbobet
Agen Bola Ibcbet
Agen Casino Online
Agen Terpercaya
Agen Judi Terpercaya